Inilah Nasip Mayat Korban Pembunuhan Dan Kecelakaan

Berawal dari sebuah obrolan bersama teman kemarin sore ditengah riuhnya stasiun tebet. Kami dihampiri pengamen yang lusuh dan berbaju yang menurut saya tidak layak pakai.
"Orang kaya gitu udah gak punya sodara lagi kali ya?"
"Iya, biasanya orang kaya gitu. Udah gak mikirin lagi siapa siapa, asal perut keisi aja udah alhamdulilah"
"Terus kalo dia meninggal siapa yang ngurusin? dikuburnya dimana?
kan sekarang tanah kuburan aja mahal bro di Jakarta"

Pertanyaan yang gak kepikiran sama saya dan saya juga gak tau sebelumnya dimana sih tempat para mayat mayat tanpa identitas itu dimakamin? apa dibuang begitu saja? atau apa dibakar secara masal (kremasi).
Mungkin dari sebagian kaskuser juga bertanya tanya dan tidak tau mengenai hal tersebut.
"Mayat tanpa identitas dikuburnya dimana ya?"

MARI KITA CARI TAU
Ternyata nih gan, umumnya, mayat tak dikenal ditemukan di suatu tempat dengan tidak memiliki identitas dan tidak dikenali warga sekitar. terus pihak kepolisian membawa mayat tersebut ke Kamar Mayat RSCM.

Mayat-mayat tersebut memenuhi lemari pendingin di kamar mayat RSCM yang terbagi menjadi dua jenis. Jenis pertama merupakan dua buah lemari dua pintu yang masing-masing memuat enam mayat. Sedangkan jenis yang lain adalah tiga lemari empat pintu yang memuat empat mayat. Keseluruhan, kedua lemari pendingin tersebut hanya bisa menampung 24 mayat.

Setiap bulannya, jumlah mayat tanpa identitas yang masuk ke RSCM mencapai 20-30 mayat. Menurut petugas administrasi kamar mayat RSCM, Saeful, penyebab kematian sebagian besar adalah kecelakaan lalu lintas, pembunuhan, atau sakit. Namun ia enggan merinci data mayat tanpa identitas di RSCM per Januari 2008. “Ya saat ini antara 20-30 mayat, Mas. Lebih kurangnya segitu,” bebernya.

Kondisi mayat-mayat itu beragam. Ada yang masih segar karena belum lama meninggal. Ada pula yang sudah dalam keadaan rusak. Khusus untuk korban kecelakaan, dokter forensik biasanya melakukan upaya rekonstruksi wajah agar tampilan terlihat tidak begitu mengenaskan. Mayat yang rusak kebanyakan adalah mayat-mayat membusuk, yang baru ditemukan setelah beberapa hari terlantar.

Untuk mayat korban kecelakaan, misalnya daging tercecer atau isi kepalanya keluar, akan dikembalikan lagi. Begitu pula dengan mayat yang mengalami kerusakan atau pembusukan di sekujur tubuhnya..Semua mayat masih akan disimpan tiga hari hingga satu minggu di kamar pendingin. Waktu tunggu diberikan untuk menjaga kemungkinan mayat dikenali atau diambil oleh keluarganya. Oleh sebab itu, biasanya mayat yang keluar dari ruang pendingin telah berbau.

Perpanjangan waktu tinggal mayat di kamar pendingin (bilamana memungkinkan) akan diperpanjang hingga dua minggu. Itupun jika mayat-mayat itu terkait dengan kasus tertentu, seperti peledakan bom atau kasus kriminal. Setelah lewat dua minggu mayat tidak kunjung dikenali, petugas kamar mayat akan meminta konfirmasi pihak kepolisian untuk memastikan bahwa mayat sudah dapat dikuburkan.

“Biasanya ada orang yang keluarganya hilang datang ke sini untuk melihat. Kalau cocok, biasanya langsung diambil. Jumlah yang dikenali biasanya hanya lima sampai enam mayat. Tapi kalau mayat gelandangan, jarang ada yang mengambil,” katanya.

Jadi nih gan, penanganan mayat-mayat tanpa identitas di DKI Jakarta dilakukan oleh tiga instansi pemerintah, meliputi RSCM, Kantor Pelayanan Pemakaman (KPP) DKI Jakarta, dan Kepolisian terkait di mana mayat ditemukan yang selanjutnya berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya.

Kepolisian bertanggung jawab terhadap penyebab kematian, yakni proses investigasi di lokasi kematian (tempat mayat ditemukan), saksi, dan barang bukti yang ada. RSCM berkewajiban melakukan bedah mayat (otopsi). Sedangkan KPP DKI Jakarta mempunyai tugas mengurus pemakaman mayat.

Dokter berhak melakukan proses pembedahan mayat tanpa persetujuan penderita atau keluarganya. ”Pasti ada surat visum et repertum dari kepolisian yang membawa mayat tanpa identitas tersebut,” ujarnya. Namun, syarat tersebut berlaku apabila dalam jangka waktu 2 x 24 jam tidak ada keluarga atau pihak manapun yang mengaku sebagai keluarganya. Ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 18 Tahun 1981.

Proses Memandikannya gan

Memandikan mayat secara massal tidak dimandikan layaknya memandikan mayat seperti yang lazim kita lihat. Cara tersebut tidak memungkinkan untuk dilakukan, mengingat banyaknya jumlah dan keterbatasan waktu. Cara memandikan mayat secara massal adalah dengan cara menyiram menggunakan selang. Mulai dari kepala, air yang keluar dari selang diguyurkan hingga mengarah ke kaki. Setelah itu, disiramkan disinfektan untuk mematikan kuman-kuman yang menempel. Kemudian dilakukan pembilasan ulang.

Kondisi mayat yang (rata-rata) sudah membusuk, tidak memungkinkan untuk dimiringkan guna membersihkan tubuh bagian belakang. Jika hal ini dilakukan, tangannya akan patah akibat terimpit badan. Atau, tidak menutup kemungkinan, beberapa bagian tubuh akan lepas akibat sudah begitu lunak daging dan kulitnya.

Sementara memandikan, dua orang petugas menyiapkan pembungkus mayat yang terdiri dari tiga lapis dengan ukuran (masing-masing) 2 x 2 meter. Lapisan terdalam adalah plastik Lapisan ke dua adalah kain kafan. Sedangkan lapisan yang digunakan untuk bagian paling luar adalah tikar dari anyaman daun pandan.

Plastik dibungkuskan agar bau busuk mayat tidak keluar. Setelah terbungkus rapat, dua ujung plastik diikat di bagian atas kepala dan di bawah kaki. Cara yang sama dilakukan pula untuk kain kafan. Sedangkan tikar hanya digulungkan saja. Lantas, bagian perut dan betis diikat.

Selanjutnya, salah seorang petugas menulis kode mayat pada ujung kafan. Kode tersebut disesuaikan dengan nomor register yang tercatat di data Kamar Mayat, contoh: Mr X/164. Mr. X untuk menerangkan bahwa mayat tersebut merupakan mayat tak dikenal. Sedangkan 164 adalah nomor registrasinya. Untuk mayat yang beridentitas, nama lengkapnya ditulis, seperti Abas /171.

Setelah selesai, baki tempat memandikan mayat dimiringkan untuk meniriskan air yang tertampung. Kemudian, mayat dibawa ke luar ruang pemandian untuk dikafankan. Lalu, baki tersebut dibersihkan dengan air dan disiram disinfektan dan dibilas sekali lagi. Seluruh lantai ruang tempat pemandian mayat yang berukuran 4 x 4 meter juga disiram dan disikat setiap kali selesai memandikan satu mayat.

Jika semuanya telah selesai, mayat disholatkan. Meski tidak diketahui agamanya, seluruh mayat diperlakukan dengan tata cara Islam. “Karena kami tidak tahu identitas jenazah, termasuk agamanya, maka kami perlakukan mayat tersebut sebagai muslim. Pertimbangannya, mayoritas warga DKI adalah muslim. Lagipula seluruh petugas Kamar mayat adalah muslim. Jadi yang kami tahu hanya cara Islam,” jelas Edi.

Nah ini dia gan dimana letak pemakamannya
Pemakaman mayat tanpa identitas akan dilakukan bila jumlah mayat yang ada di kamar mayat sudah banyak. KPP DKI akan dihubungi pihak RSCM untuk mengambil mayat. Biasanya, pemakaman dilakukan jika sudah ada lebih dari delapan mayat yang ada di lemari pendingin. Sesuai jadwal yang telah ditentukan, setelah dimandikan, mayat-mayat tersebut dimakamkan secara massal.

Penguburan massal memang tidak semuanya merupakan mayat tak dikenal, namun. terselip satu atau dua mayat yang memiliki identitas. Biasanya, mayat beridentitas yang ikut dikubur massal bersama tunawan adalah mayat yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) fiktif. Atau, mayat tersebut memang sengaja “direlakan” keluarganya karena tidak mampu menanggung biaya penguburan di DKI yang dirasa mahal.

Untuk pemakaman massal, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengalokasikan 21.000 meter persegi lahan yang ada di enam tempat pemakaman umum (TPU) di wilayah DKI Jakarta. Enam TPU itu adalah TPU Pondokrangon, TPU Semper, TPU Tegalalur, TPU Tanahkusir, TPU Kampungkandang, dan TPU Mentengpulo. Area untuk tunawan diberi nama Blok Khusus atau digabung dengan pemakaman bagi keluarga miskin (Gakin) di Blok A-III.

Pemprov DKI memberi batas waktu penggunaan lahan makam untuk tunawan selama tiga tahun. Selebihnya, makam tersebut akan dianggap hilang dan dilakukan sistem tumpang, yakni digunakan untuk mengubur tunawan lain.

Namun, jika di kemudian hari ada keluarga yang mengakui bahwa salah seorang tunawan yang telah dikubur itu adalah anggota keluarga, maka pihak keluarga harus memindahkannya dari area makam tunawan.

Dari sumber lain menyampaikan cerita dari tukang gali kubur mayat tanpa identitas ini gan
Keheningan siang hari di ujung taman peristirahatan terakhir Tegal Alur menyisakan cekam yang menggeliat. Gundukan tanah merah yang amburadul mengundang imajinasi mistis yang menyengat bulu kuduk. Kebanyakan makam di area itu tanpa epitaph (nisan).

Sebagian yang jelas bertuliskan Mr dan Mrs X. Sebagian lainnya, hanya batang kayu, dan ranting kering sebagai pertanda. Lantas, siapa yang terbaring di gelapnya liang lahat alam barzah sana? Tuan dan nyonya siapa? Bisa jadi mereka itu dulunya orang baik, atau penjahat bertato yang ditemukan tewas mengambang di kali.

”Bisa siapa aja,” tutur Marshan kepada INDOPOS (JPNN Group) saat ditemui bersama tiga rekan seprofesinya, Andriansyah, 28; Syamsul, 30 dan Rahman, 30.

Para perawat dan penggali makam TPU Tegal Alur itu dengan ramah menyapa INDOPOS, Selasa (25/8) siang lalu saat datang ke tempat kerjanya.

Spesialisasi pemuda asli Tegal Alur ini memang menggali kubur. Tak terkecuali, lubang khusus bagi tuan dan nyonya tanpa nama itu. Lokasinya nun jauh di area belakang taman. Di tanah merah yang tak berumput, dulunya bekas lapangan sepak bola.

Kontras dengan makam umum yang disediakan untuk warga yang beridentitas. Rumputnya hijau, di batu nisan nama dan identitas mereka ditulis jelas. ”Tanah makam di area Mr X itu kalau hujan becek, kalau macul musim panas kerasnya minta ampun,” ujar Marshan yang bertopi putih.

Jenazah-jenazah itu datangnya dari berbagai rumah sakit ternama di Jakarta. Seperti dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat; Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta Selatan; dan Rumah Sakit RS Polri di kawasan Jakarta Timur.

Bandeng istilahnya, kata Marshan, jenazah itu korban temuan kepolisian. Bisa jadi korban pembunuhan, residivis, kecelakaan lalu lintas. Bisa juga gelandangan tanpa identitas yang meninggal dunia di jalan.

”Itu mayat-mayat lama yang sudah berbulan-bulan di rumah sakit. Sudah divisum, karena tempat penyimpanannya penuh, terus dikirim ke sini untuk dikubur,” katanya.

Sebagian lainnya kiriman dari panti-panti sosial di seantero Ibu Kota. Lelaki berkumis tebal itu menyebut, penghuni panti yang meninggal dunia karena sakit maupun ketuaan, tapi tidak ada keluarga yang mengurus. Paling banyak menerima dari panti sosial itu enam jenazah.

”Mereka dikirim ke sini sudah dibungkus kain kafan, dipocongin gitu, tinggal dikubur aja," ucapnya

Begitu gan, jadi kalo di Jakarta mayat mayat tanpa identitas tadi itu ada tempat pemakamannya sendiri yang sudah disediakan oleh pemerintah seperti pusara Taman Pemakaman Umum (TPU), Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat. Mereka mayat mayat tanpa identitas itu di kubur juga dengan cara yang manusiawi gan, mulai dari pemandian jenazah nya sampai penguburannya walaupun dikuburnya secara massal ya gan.

baru tahu ane gan. trus kalau mayat yang jadi praktek mahasiswa kedokteran itu gimana ceritanya gan?

Jawabannya bener gan. Banyak mahasiswa kedokteran membutuhkan mayat untuk mempelajari anatomi tubuh manusia. Tapi mayatnya tidak diambil secara ilegal karena ada prosedur tersendiri yaitu jika tidak ada keluarga yang mengambil mayat tersebut. Biasanya mayat yang digunakan adalah orang yang tidak punya keluarga (tanpa identitas) misalnya gelandangan serta sudah mendapatkan izin dari pihak berwajib bahwa mayat ini tidak ada keluarganya.
Tapi nih gan, kalo mayat tersebut digunakan untuk diambil organ tertentunya untuk transplantasi, maka hal ini termasuk tindakan ilegal karena dalam UU Kesehatan No 36 dijelaskan tidak boleh ada praktek jual beli organ gan.

Ada cerita lain:
mau tahu yg realnya agan2 ? ini ane dapet cerita dari pak hansip yg sodaranya kerja di RSCM :

bila dalam jangka waktu yg ditentukan mayat tidak diambil maka akan dapet beberapa kemungkinan

1. bahan ujicoba praktek kedokteran ( klo kondisi masi bagus), sisanya
2. pendataan (mengambil sample gigi, darah, dll) lalu dihancurkan

tunggu dulu, dihancurkan ?

yah, mayat akan di giling dengan penggiling khusus, dan bagian yg paling keras buat digiling katanya adalah kepala/tengkorak....
dan hasil outputnya jadi macem kek "bubur" gitu gan katanya

dan outputnya ini bakalan dibuang ke tanah galian yg luas dan dalam, lalu ditimbun tanah, dan akan ditumpuk lagi untuk timbunan "bubur" berikutnya di lain waktu

"gak ada yg namanya jalan cerita penguburan masal, bohong itu" kata pak hansip tsb.

karena akan butuh lahan yg luas buat bkin gitu, sedangkan kebutuhan lahan untuk penguburan makin tinggi dari waktu ke waktu, jadi dengan metode "penggilingan" terlihat lebih masuk akal dan hemat lahan dan waktu. gitu kata pak hansip di tempat ane

0 Response to "Inilah Nasip Mayat Korban Pembunuhan Dan Kecelakaan"

Posting Komentar