Saat Jomblo dan Maho Dipaksa Nikah


Sebelumnya ane ngucapin makasih buat agan yang berkenan mampir, komenOh iya, sebelum anedikomplen karena judul, ane mao klarifikasi dulu nih, gan. Ane sengaja bikin judul yang kontroversial biar agan pada maen ke tret ane. Jadi, judulnya cuma strategi marketing dowank, gan.. Yang maho sih nggak ada di siniTapi, sebenernya sih setiap orang punya masalah masing-masing saat dihadapkan pada pernikahan. Tret ini juga sebenernya bentuk kegalauan ane selaku manusia. Rasanya gimana gitu lihat temen maen majang foto hasil USG anak keduanya di BBM. Sementara ane? Nikah ajah belom Dan yang lebih menyedihkan lagi, adik kelas satu per satu udah pada nikah, gan

Kumpul Kebo
Wat?! Si Memet kumpul kebo ama si Mumun? kata pak RT setengah berteriak.

Memet dan Mumun itu sudah lama tinggal serumah di sebuah kontrakan berukuran 1x2 meter. Eh, itu rumah apa kuburan? Bodo amat, pokoknya kontrakannya kecil deh. Orang-orang sekitar termasuk pak RT nggak ada yang curiga karena Memet dan Mumun itu usianya sudah kepala empat.

Warga sekitar baru tahu kalau Memet dan Mumun belum menikah setelah keduanya mendaftar di acara nikah massal. Dalam acara tersebut, Memet dan Mumun terlihat bahagia mengenakan jas dan kebaya yang diberikan panitia. Warga yang semula emosi mendadak luruh melihat rona bahagia keduanya.

Memet dan Mumun mungkin hanya satu dari sekian banyak orang yang memilih hidup bersama tanpa buku nikah. Bukan karena sengaja, melainkan keadaan ekonomi yang membuat keduanya tidak mampu menggelar pesta dan memanggil penghulu.

Jones
Somat tertunduk lesu dalam sidang keluarga besarnya. Pemuda nggak punya kerjaan ini memang sudah lama menjalin hubungan kasih dengan Soimah, anak RT yang cantik tapi nggak jelita. Keluarganya mendesak agar Somat segera mempersunting Soimah.

Tapi, mak.., Somat kan nggak punya kerjaan. Mau ngasih makan Soimah pake apa nanti?

Udah, masalah kerjaan nggak usah lu pikirin, Mat! Ntar juga kalo udah nikah rezeki lu bakal kebuka, jawab si emak sambil ngusap-ngusap paha anak semata wayangnya.

Cerita di atas mungkin nggak asing buat kita, ya, gan? Tapi, apa iya kalau kita nekat nikah, nanti bakal dapat kerjaan setelahnya?

Memang ane pernah punya teman yang mempraktekkan keyakinan super pada Sang Pencipta. Teman ane saat itu nggak punya kerjaan saat memutuskan untuk menikah. Mereka pasrah, tapi tetap berusaha. Seminggu pertama dilalui dengan makanan yang tersisa dari pesta. Sebulan kemudian, duit sudah habis. Tapi, tiba-tiba si suami ditawari pekerjaan menjadi guru di sebuah sekolah. Uang di dompet hanya cukup untuk ongkos.

Saat siap-siap mandi, ternyata nggak ada pasta gigi. Kalau uangnya dibelikan pasta gigi, wawancara kerja nggak akan terjadi. Akhirnya ia memutuskan untuk wawancara kerja tanpa sikat gigi. Kini anaknya sudah 4 orang dan mereka hidup bahagia dalam kesederhanaan.

Mertua
Kamu serius mau nikah sama anak saya? tanya si calon ibu mertua.

Komar berusaha menatap mata calon ibu mertuanya, ia menjawab dengan penuh keyakinan, iya, bu.., saya juga sudah bicarakan masalah ini dengan orangtua saya.

Kalau begitu, kamu harus menyiapkan emas sebanyak 30gr, uang 50 juta untuk pesta, dan juga perlengkapan lain yang dibutuhkan untuk keperluan anak saya!

Mendengar persyaratan dari calon ibu mertua, Komar nggak bisa jawab apa-apa. Ia pulang dengan wajah lesu.

Komar adalah satu dari sekian banyak orang yang harus menunda niat baiknya untuk mempersunting kekasih karena calon mertua yang mengutamakan materi. Nggak sedikit orang yang masih berpegang pada tradisi bahwa pesta pernikahan harus ada ini dan itu.

Terkadang masalah ini juga yang membuat pemuda seperti Komar mundur perlahan meninggalkan calonnya dan mencari gadis lain yang bisa menerima apa adanya. Keegoisan orangtua terkadang membuat anak mereka menderita.

Tek Dung!

Para undangan yang datang ke pesta pernikahan Momod dan Memei sesekali berbisik. Mereka juga curi-curi pandang ke arah perut Memei yang terlihat sedikit buncit. Kembungkah atau kebayanya nggak diukur saat dibuat?

Ternyata, Memei sudah hamil 4,5 bulan saat pesta pernikahan digelar.

Investasi sebelum nikah juga kerap kali terjadi. Dan jika saham yang diberikan berhasil berkembang, maka mau nggak mau kedua pasangan ini melanjutkan hubungan mereka ke mahligai pernikahan.

Sayangnya, proses pernikahan yang seperti ini sering berujung pada perceraian. Sungguh miris memang. Mahligai rumah tangga yang harusnya dijaga, tapi hancur begitu saja karena pribadi-pribadiya belum dewasa.


0 Response to "Saat Jomblo dan Maho Dipaksa Nikah"

Posting Komentar